Memandang Lebih Jauh

Apa yang sebenarnya membuat seseorang bekerja begitu keras? Apa yang membuat polisi lalu lintas bersusah-susah berdiri sambil meniupkan peluit di tengah terik matahari? Apa yang membuat tukang bangunan mempertaruhkan nyawanya ketika mengayunkan tangan menyapu dinding-dinding tinggi dengan cat warna-warni? Apa yang membuat seorang guru merelakan tenaga dan pikirannya untuk mengajarkan tentang suatu ilmu pada muridnya? Apa yang membuat mahasiswa-mahasiswa begitu semangat meneriakkan aspirasi di depan Istana Negara? Apa pula yang membuat tukang sapu jalanan ikhlas mengulang pekerjaan mereka jika halaman yang sudah bersih kotor kembali oleh sapuan angin?


Ada sebuah cerita menarik tentang seorang pekerja pembangun jalan. Satu ketika ia ditanyai mengapa ia bersuggu-sungguh dalam bekerja. Ia lalu menjelaskan jika pekerjaan yang ia lakukan asal-asalan, kualitas jalan tidak akan bagus, jika kualitas jalan tidak bagus maka jalan akan cepat berlubang, jalan berlubang dapat membahayakan penggunanya dan menambah permasalahan bagi negara karena akan ada banyak pengeluaran jika jalanan selalu rusak lagi dan lagi.

Berikutnya merupakan penjelasan dari seorang guru SD. Guru tersebut tak pernah melewatkan hari-hari bertemu anak didiknya. Jika terpaksa meninggalkan, pasti ia menggantinya dengan hal lain yang tetap bisa mentransfer ilmu. Baginya, tak ada yang bisa ia perjuangkan untuk negara selain bekerja dengan sunggu-sungguh. Jika ia tidak mendidik muridnya yang masih polos, maka ia telah melewatkan kesempatan membina calon asset bangsa, secara moral dan matematis. Jika anak-anak itu mendapatkan pengajaran yang kurang baik maka ketika dewasa mereka akan mudah diadudomba, dimanfaatkan, karena tidak memiliki standar pegangan prinsip sedari kecil.

Jika kita menempatkan sebuah tujuan besar di depan posisi saat ini, tentu segala permasalahan akan tampak begitu ciut. Teoritis, dalam praktiknya kitalah yang biasa terjebak dalam dilematis yang sebenarnya kita ciptakan sendiri. Yang kita perlukan adalah memandang lebih jauh pada apa-apa yang terjadi. Baik itu berupa kepercayaan maupun suatu tugas. Menatap dan fokus pada halangan atau masalah hanya akan membuat kita terkungkung. Seperti halnya sebatang pensil yang kita letakkan di depan mata. Pensil ini hanyalah penghalang sehingga kita tidak bisa memandang sesuatu yang lebih besar di depannya.

Let’s being a hard worker

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Legislator IMAKA

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger